Sesungguhnya ibadah shiyam Ramadhan
bukan ibadah ringan. Di dalamnya penuh dengan masyaqah dan kelelahan.
Apalagi kalau dikerjakan saat musim panas dan kemarau yang waktu
siangnya lebih panjang daripada malamnya, maka rasa beratnya akan
semakin bertambah. Oleh karenanya Allah hibur dengan keterangan, ibadah
tersebut juga diwajibkan atas umat sebelum kita. Ini sebagai hiburan
bagi kita, karena apabila seseorang tahu bahwa beban tersebut dipikulkan
atas dirinya dan orang lain, maka jiwa akan merasa lebih ringan
menanggungnya.
Lebih dari itu, Allah ingin menjelaskan bahwa Dia 'Azza wa Jalla ingin menyempurnakan karunia dan keutamaan untuk umat ini sebagaimana itu pernah diberikan kepada umat sebelum kita.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Di antara keutamaan puasa, ia merupakan
sarana agung dan besar untuk membentuk ketakwaan. Sedangkan takwa
merupakan pokok segala kebaikan dan sebab diperolehnya kebaikan dunia
dan akhirat. Bahkan surga –disebutkan secara khusus- disediakan bagi
orang-orang bertakwa.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 135)
Lalu Allah sebutkan dipenghujung ayat shiyam, "agar kamu bertakwa".
Takwa menjadi hikmah dan tujuan utama dari disyariatkan ibadah shiyam
Ramadhan. Yakni agar orang-orang beriman menjadi orang-orang bertakwa
melalui ibadah shiyam yang diwajibkan kepada mereka.
Bagaimana Puasa Bisa Menghantarkan Kepada Ketakwaan?
Shiyam yang diwajibkan atas orang
beriman sebanyak hari-hari yang ditentukan yang itu pada bulan Ramadhan.
Yakni antara 29 sampai 30 hari. Jumlah yang ditentukan dengan penuh
perhitungan. Di mana apabila suatu amal dikerjakan secara berulang dan
kontinyu sejumlah hari-hari itu maka amal tersebut bisa menjadi suatu
karakter yang mendarah daging dalam diri pelakunya.
Kita lihat perintah Allah kepada Nabi Musa 'Alaihis Salam untuk menerima wahyu darinya,
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
"Dan telah Kami janjikan kepada Musa
(memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami
sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka
sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam." (QS. Al-A'raf: 142)
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, "Para ulama berkata: Musa 'Alaihis Salam berpuasa
padanya. Maka ketika sudah sampai batas waktu yang ditentukan, Musa
bersiwak dengan kulit pohon. Kemudian Allah menyuruhnya untuk
menyempurnakan sepuluh hari sehingga menjadi empat puluh hari."
Di dalam hadits dari Anas bin Malik rahimahullah, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَنْ
صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ
الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ
وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
"Barangsiapa yang shalat karena
Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul
pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan,
yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan." (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
Maksudnya, sebagaimana yang dijelaskan Al-'Allamah al-Thiibi rahimahullah,
”Ia dilindungi di dunia ini dari melakukan perbuatan kemunafikan dan
diberi taufiq untuk melakukan amalan kaum ikhlas. Sedangkan di akhirat,
ia dilindungi dari adzab yang ditimpakan kepada orang munafik dan diberi
kesaksian bahwa ia bukan seorang munafik. Yakni jika kaum munafik
melakukan shalat, maka mereka shalat dengan bermalas-malasan. Dan
keadaannya ini berbeda dengan keadaan mereka.” (Dinukil dari Tuhfatul
Ahwadzi I/201)
.
Bahwa ibadah shalat yang dilakukan
secara berulang dan kontinyu sejumlah hari-hari tersebut akan membentuk
karakter orang beriman. Karena sifat mereka bersungguh-sungguh dan
semangat dalam menjaga shalat. Yang ini berbeda dengan kaum munafikin, "Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas." (QS. Al-Nisa': 142)
Sementara ibadah puasa yang disyariatkan
selama tiga puluh hari. Lalu disyariatkan dengan tambahan sesudahnya
pada bulan syawal sebanyak enam hari. Sehingga berjumlah empat puluhan.
Maka amalan yang dikerjakan selama itu sudah bisa membentuk karakter.
Karenanya, jika seorang shaim berpuasa dengan benar –mengisi puasanya
dengan ketakwaan- maka takwa itu akan menjadi karakternya. Amal-amal
ketakwaan akan menjadi kebiasaan yang ia senantiasa rindu padanya.
Oleh sebab itu Allah sebutkan hikmah puasa La'allakum tattaquuna
(agar kalian bertakwa) dengan fi'il mudhari' yang memiliki faidah
istimrar (terus menerus) dan menunjukkan waktu sekarang dan akan datang.
Artinya agar kalian saat berpuasa Ramadhan bertakwa yang ketakwaan
tersebut berlanjut sampai sesudah Ramadhan.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
dalam Syarh Riyadhus Shalihin berkata tentang tafsir ayat di atas,
"Maksudnya: Untuk takwa. Inilah hikmah dari diwajibkannya puasa. Ini
seperti ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Siapa yang tidak meninggalkan
perkataan dusta dan perbuatannya serta perbuatan bodoh, maka Allah tidak
butuh dalam ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)
karena Allah tidak berkehendak menyiksa para hamba-Nya dengan
meninggalkan apa yang disenangi, tetapi Dia menginginkan agar mereka
meninggalkan perkataan dan perbuatan maksiat serta perbuatan bodoh,"
selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ditunggu komentarnya ya sobat... kalo belum punya blog, isi dengan nama sobat saja... URL nya bisa dikosongkan.. thank...