Harta yang Allah berikan kepada kita
adalah fitnah (cobaan), untuk menguji kita apakah menggunakannya dengan
baik atau tidak. Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar."
(QS. Al-Thaghabun: 15)
Lalu sebagian orang menghabiskan hartanya untuk
menuruti syahwatnya dan menggunakannya dalam keharaman. Ia rengguh semua
kenikmatan yang tidak menambah untuk dirinya kecuali jauh dari Allah
semata. Yang seperti ini harta menjadi musibah bagi pemiliknya.
Wal'iyadhu Billah!
Di sisi lain, ada orang yang menggunakan
hartanya untuk mencari keridhaan Allah. Ia manfaatkan karunia harta
untuk mendekatkan diri kepada al-Wahhab (Zat Mahapemberi), yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ia korbankan hartanya untuk menolong agama-Nya dan meninggikan
kalimat-Nya. Maka harta yang dimilikinya ini mendatangkan kebaikan untuk
dirinya.
Ada tipe lain dari orang yang memiliki
harta, ia habiskan hartanya untuk sesuatu yang tak berguna. Bukan pada
yang haram dan tidak pula pada yang disyariatkan. Maka harta semacam ini
bersifat sia-sia, tidak memberikan kebaikan pada pemiliknya. Padahal
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah melarang dari menyia-nyiakan harta.
Selayaknya orang beriman menggunakan
hartanya dalam keridhaan Rabb-nya. Ia infakkan hartanya dalam kebaikan.
Ia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Ia salurkan kepada dakwah
dan perjuangan Islam. Sehingga Allah Ta'ala akan memberikan ganti lebih
baik dari apa yang telah dikeluarkan dari hartanya. Allah Ta'ala
berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)
Makna "maka Allah akan menggantinya"
adalah : Dia memberikan ganti untukmu yang lebih baik dari apa yang
telah engkau keluarkan. Berarti Allah menjanjikan dalam kitab-Nya, apa
yang diinfakkan oleh orang maka Allah akan menggantinya. Ini seperti
penafsiran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam beberapa haditsnya, di antaranya;
مَا مِنْ
يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ
أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Tiada hari melainkan pada pagi
harinya ada dua malaikat yang turun. Lalu salah satunya berucap
(berdoa): Ya Allah, berilah ganti untuk orang yang berinfaq. Sedangkan
yang lain berdoa: Ya Allah timpakanlah kehancuran kepada orang yang
kikir (tidak berinfaq)." (Muttafaqun 'alaih)
Maksudnya orang yang didoakan untuk
dihancurkan hartanya adalah orang yang menahan harta dari apa yang Allah
wajibkan untuk mengeluarkannya. Karena tidak setiap orang yang menahan
harta didoakan seperti itu. Tetapi orang yang menahan harta dari infak
yang Allah wajibkan, itulah yang didoakan oleh malaikat bahwa Allah akan
menghancurkannya dan menghancurkan hartanya.
Al-Talaf (kehancuran) dalam hadits di atas ada dua bentuk:
Pertama, al-talaf al-hissi: harta itu benar-benar hancur atau hilang, seperti kebakaran yang menghabiskan hartanya, dicuri dan sebagainya.
Kedua, al-Talaf al-Maknawi: dihilangkan berkahnya sehingga pemiliknya tidak bisa mennggunkannya untuk kebaikan. Ini seperti hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
tentang harta miliknya dan harta pewarisnya. Harta milik sendiri adalah
harta yang telah digunakannya untuk kebaikan. Sedangkan harta
pewarisnya adalah harta yang ditinggalkan untuk anak turunnya. Tentunya
setiap orang lebih suka kepada harta miliknya sendiri. (HR. Al-Bukhari)
Bahwa harta yang engkau serahkan untuk Allah 'Azza wa Jalla maka
akan engkau dapatkan kembali pada hari kiamat. Bahkan akan
dilipatgandakan dengan jumlah lebih banyak. Sebaliknya harta yang engkau
kumpulkan lalu engkau tinggalkan karena kematian sehingga menjadi
rebutan ahli waris, maka itu benar-benar harta ahli warismu. Harta
tersebut bukan hartamu. Oleh karenanya, mulai sekarang, infakkanlah
hartamu dalam keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lalu tanamkan keyakinan, Allah akan memberi ganti atas harta tersebut dan berinfak kepadamu dengan yang lebih banyak.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:
أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya aku berinfak kepadamu." (Muttafaq 'Alaih) Maknanya adalah Aku beri ganti yang lebih baik untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ditunggu komentarnya ya sobat... kalo belum punya blog, isi dengan nama sobat saja... URL nya bisa dikosongkan.. thank...