Laman

Senin, 28 Maret 2011

Mudah Mengantuk Mengindikasikan Anda Punya Bakat Gemuk

Seseorang yang sering mengantuk dan tampak lesu sepanjang hari punya risiko lebih tinggi untuk mengalami kegemukan. Sebab tanpa disadari, seseorang cenderung lebih sulit mengontrol pola makan saat berada dalam kondisi mengantuk.

Sering mengantuk dan tampak kurang bergairah menunjukkan bahwa seseorang terlalu banyak bergadang atau tidurnya kurang berkualitas. Pola tidur yang tidak sehat inilah yang akan memicu kegemukan, karena nafsu makannya jadi lebih tidak terkontrol.

Hubungan antara pola tidur dengan pola makan ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di Columbia University, hasil kerjasama dengan New York Obesity Research Center. Hasilnya telah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah di Atlanta baru-baru ini.

Dalam penelitian tersebut, tim ahli yang dipimpin oleh Marie-Pierre St-Onge, PhD melakukan eksperimen terhadap 13 pria dan 13 wanita. Seluruh partisipan yang dilibatkan adalah orang dewasa yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit
tertentu.

Eksperimen dilakukan 2 kali, masing-masing dibedakan berdasarkan waktu tidur yang diberikan.

Dikutip dari WebMD, Jumat (25/3/2011), eksperimen pertama mewajibkan partisipan untuk tidur selama 9 jam dalam sehari sementara pada eksperimen berikutnya para partisipan hanya boleh tidur selama 4 jam.

Hingga hari ke-4 pada masing-masing eksperimen, partisipan menjalankan diet yang sama dengan pola makan yang ditentukan oleh tim ahli. Sementara pada 2 hari terakhir, partisipan bebas menentukan sendiri jenis dan porsi makan sesuka hatinya.

Ketika dibandingkan, partisipan cenderung mengkonsumsi makanan dengan porsi sekitar 300 kalori lebih banyak saat hanya diberi kersempatan tidur 4 jam. Dengan kata lain, makin sedikit kesempatan untuk tidur maka porsi makannya cenderung lebih banyak.

Dibandingkan pada pria, pengaruh pola tidur terhadap pola makan lebih tampak pada wanita yang rata-rata mengkonsumsi 328,6 kalori lebih banyak saat kurang tidur. Kalori ekstra yang dikonsumsi pria ketika kurang tidur hanya sekitar 262,7 kalori.

Sumber www.voa-islam.com
Read More..

Senin, 21 Maret 2011

10 Penyebab Utama Kemarahan di Kantor

SURVEI yang dilakukan oleh sebuah situs karier di Inggris menemukan 10 penyebab utama kemarahan di lingkungan kerja:

1. Manajemen yang buruk. Misalnya: staf disuruh melakukan sesuatu yang salah, perintah yang berubah-ubah, atasan yang selalu mengkritik bawahan, bawahan yang merasa jauh lebih baik daripada atasan.

2. Perlakuan tak adil. Misalnya: staf lain mengerjakan pekerjaan yang sama dengan gaji yang lebih besar, tak ada sanksi bagi staf yang melanggar peraturan.

3. Minimnya kesempatan berkembang. Pekerja dijanjikan kenaikan gaji, promosi atau proyek penting, namun tidak pernah terjadi.

4. Tidak dihargai. Pekerja tidak mendapatkan reward atas kinerja yang baik.

5. Overload. Pekerja tidak dapat mengikuti target dari atasan, karena target yang terlalu tinggi.

6. Masalah komputer. Misalnya: koneksi internet yang lambat, spesifikasi komputer yang ketinggalan jaman dan tidak sesuai kebutuhan.

7. Rekan kerja yang tidak jujur

8. Anak buah yang kurang cakap

9. Rekan kerja yang tidak sopan atau berperilaku kasar

10.Atasan yang menyalahgunakan kekuasaan.

Sumber metrotvnews.com
Read More..

Jangan Tertipu Dengan Amalmu!

Seorang muslim jika melakukan beberapa amal ibadah dan taqarrub kepada Allah akan merasakan hatinya tentram, jiwanya tenang, menerima serta qana’ah dengan pemberian Allah Ta’ala. Bahkan, terkadang lahir dalam dirinya perasaan sudah memberikan hak-hak Allah. Terkadang perasaan ini mendatangkan kekaguman dan bangga dengan ibadahnya.

Orang-orang shaleh tidak akan melakukan hal tersebut. Karena orang-orang shaleh selama-lamanya selalu rindu kepada Allah dan takut kalau-kalau ibadahnya tidak diterima. Bahkan, dia beranggapan amalnya tidak pantas diterima oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mukminun: 60)

Aisyah radliyallaahu 'anha berkata, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tentang ayat ini, apakah mereka orang-orang yang minum khamer, pezina, dan pencuri? Beliau menjawab, “Tidak, wahai putri al-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menunaikan shalat dan shadaqah namun mereka takut kalau amalnya tidak diterima.” (HR. Muslim, kitab al Imarah, bab man qatala li al Riya wa al sum’ah istahaqqa al naar, no. 1905)

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Puas dengan ketaatan yang telah dilakukan adalah di antara tanda kegelapan hati dan ketololan. Keraguan dan kekhawatiran dalam hati bahwa amalnya tidak diterima harus disertai dengan mengucapkan istighfar setelah melakukan ketaatan. Hal ini karena dirinya menyadari bahwa ia telah banyak melakukan dosa-dosa dan banyak meninggalkan perintah-Nya."

Allah telah memerintahkan kepada para hujjaj untuk mengucapkan istighfar setelah mereka rampung dari melaksanakan ibadha haji. Hal ini sebagai penyempurna dan kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 198-199)

Syaikh al-Sa'di mengatakan, "Beginilah seharusnya yang dilakukan hamba, setiap selesai dari melaksanakan ibadah dia beristighfar (meminta ampun) kepada Allah atas kealpaan dan bersyukur kepada Allah atas taufiq-Nya. Tidak seperti orang yang melihat dirinya telah menyempurnakan ibadah dan berbangga di hadapan Tuhannya."

Dalam surat lain Allah menjelaskan,

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

"(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imran: 17)

Imam al Hasan menjelaskan ayat ini, bahwa mereka adalah orang-orang yang lama dalam menjalankan shalat sampai menjelang waktu sahur (akhir malam) kemudian mereka duduk dengan mengucapkan istighfar (meminta ampunan) kepada Allah.

Dalam hadits shahih dijelaskan bahwa ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam selesai mengucapkan salam dari shalatnya, maka beliau mengucapkan istighfar tiga kali. (HR. Muslim dari Tsauban)

Jangan Bersandar Pada Amal
Bersandarkan pada amal saja akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan akhlak buruk kepada Allah Ta’ala. Orang yang melakukan amal ibadah tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak. Mereka tidak tahu betapa besar dosa dan maksiatnya, juga mereka tidak tahu apakah amalnya bernilai keikhlasan atau tidak. Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk meminta rahmat Allah dan selalu mengucapkan istighfar karena Allah Mahapengumpun dan Mahapenyayang.

Masuk Surga Bukan Karena Amal
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا

"Sungguh amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga." Mereka bertanya, "tidak pula engkau ya Rasulallah?" Beliau menjawab, "Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik al-Bukhari)

Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat Allah. Dan di antara rahmat-Nya adalah Dia memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk taat kepada-Nya. Karenanya, dia wajib bersyukur kepada Allah dan merendah diri kepada Allah.

Tidak layak dia bersandar kepada amalnya untuk menggapai keselamatan dan mendapatkan derajat tinggi di surga. Karena tidaklah dia sanggup beramal kecuali dengan taufiq Allah, meninggalkan maksiat dengan perlindungan Allah, dan semua itu berkat rahmat dan karunia-Nya.

Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seolah-olah bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-Nya. Dia Mahakaya, tidak butuh kepada makhluk-Nya.

Allah Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi, "Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, dari kalangan manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antaramu, maka tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, dari kalangan manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kamu, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga." (HR. Muslim dari Abu Dzar al Ghifari, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam)
Sumber www.voa-islam.com
Read More..

Minggu, 13 Maret 2011

Justin Bieber, Berhala Baru Remaja Kurang Iman

Bulan April, Justin Bieber katanya mau konser di Indonesia. Gimana reaksi kamu sebagai remaja mendengar berita ini? Heboh, jingkrak-jingkrak kegirangan kayak orang kesurupan, nangis terharu, bersikap lebay atau malah biasa aja alias gak terpengaruh?

Beragam reaksi remaja mendengar kabar si Justin mau datang. Reaksi ini terjadi adalah efek dari pemahaman remaja akan sesuatu dalam hal ini adalah memahami siapa si Justin ini sebenarnya. Bila yang ada di benaknya sosok cowok ganteng yang lincah dan bersuara seksi, maka secara otomatis kamu sebagai remaja cewek akan berteriak histeris kegirangan. Beda lagi bila yang ada dalam pemahaman kamu tentang cowok yang satu ini adalah sosok remaja belasan tahun yang menjadi korban industry music di era kapitalis, maka yang muncul adalah sikap kasihan. Ya…anak seusia itu sudah dieksploitasi demi gemuknya kantong para pemodal dan menjadi berhala baru di era yang katanya modern ini.

Fenomena Justin Beiber bisa menjadi berhala di dunia ini. Berhala? Bukankah si Justin tidak disembah? Berhala bukan untuk disembah saja tapi juga termasuk ke dalam kategori untuk diikuti, diidolakan hingga ditangisi secara histeris sebagaimana para fans itu ke idolanya. Padahal, si Justin kenal juga enggak dengan kamu dan para remaja lain. Trus ngapain juga pake acara teriak-teriak histeris bahkan sampai ada yang menangis dan pingsan? Biasanya ini adalah reaksi yang muncul bila para remaja merasa ‘excited’ yang berlebihan. Bahkan banyak juga remaja cewek yang kepingin banget bisa dapat kesempatan untuk mencium atau dicium oleh si Beiber ini. Yucks!

Sobat muda muslim, nyadar donk! Setiap perbuatan itu selalu ada pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Apa jawaban yang bakal kamu sodorkan bila ada pertanyaan, untuk apa kamu melakukan kehisterisan semacam itu hanya untuk cowok non muslim bernama Justin Bieber? Nggak usah nunggu ditanya di akhirat, sekarang aja coba kamu jawab dan renungkan pertanyaan tersebut di atas. Kenal juga enggak, dapat kemanfaatan darinya apalagi. Yang ada malah kamu sering lalai melaksanakan kewajiban karena keasyikan mendengarkan si Beiber nyanyi plus jejingkrakkan.

Rencana konser si Beiber di Indonesia membuat banyak remaja seusia kamu pada berebut membeli tiket yang harganya tak bisa dibilang murah. Buat sodaqoh pelit tapi tak sayang menghamburkan uang untuk beli tiket si Beiber. Aneh! 10 ribu tiket seharga 500 ribu hingga satu juta terjual langsung ludes dalam beberapa hari saja. Calon penonton yang ngantri pun berjubel jauh hari demi mendapatkan selembar tiket untuk nonton si Justin.

Coba bandingkan dengan acara lain semisal bedah buku, seminar, atau training keislaman, para remaja pada ogah datang. Boro-boro mau bayar mahal, udah gratis saja masih tetap jarang yang mau datang. Memang sih, yang namanya surga itu lapang. Sebaliknya, yang namanya neraka itu berjubel penuh penghuninya. Hampir mirip dengan fenomena acara keislaman versus maksiat. Tergantung kamu sendiri wahai remaja, untuk pintar-pintar memilih tujuan mana yang akan kamu tuju.

Remaja cerdas so pasti pilih acara yang berkualitas demi meningkatkan iman dan takwa, bukan sebaliknya. Jadi, udah deh gak usah ikut-ikutan demam si Beiber. Dia gak bisa menyelamatkan kamu dari panasnya siksa neraka kok. Rugi berat deh! [ria fariana/voa-islam.com]
Read More..

Kamis, 10 Maret 2011

Indonesia Kacau Salah Urus, Selamatkan dengan Syariat Islam

Sebuah negara yang bernama Indonesia, masyhur dengan sebutan “zamrud khatulistiwa”, sarat akan kekayaan alam, hamparan laut nan luas, tanahnya subur, gunung-gunungnya kokoh, juga jutaan hektar hutan yang menawarkan banyak kehidupan. Namun bagaimana nasibmu kini?

Apa mau dikata, negeri ini masih menangis. Indonesia kaya alam, namun juga kaya akan utang, disebabkan sebagian besar kekayaan Indonesia yang notabene milik rakyat justru dikuasai asing. Menurut data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang, jumlah utang pemerintah hingga Januari 2011 mencapai Rp 1.695,34 triliun rupiah. Ironisnya, sebagian besar utang itu dibebankan kepada rakyat untuk membayarnya melalui pajak, dan sungguh miris di mana pajak tersebut banyak yang tak terdeteksi karena di korupsi.

Kemiskinan masih menjadi penyakit klasik yang tak kunjung terobati. Menurut data BPS tahun 2011 ada sebanyak 30 juta lebih penduduk yang masih berada di garis kemiskinan. Itupun dengan menggunakan standar kemiskinan yang tak manusiawi, BPS menetapkan standar kemiskinan hanya berpendapatan Rp 7.000 perhari atau Rp 210 ribu perbulan. Dengan kata lain, penduduk yang dikategorikan miskin atau tidak miskin adalah dengan menggunakan batasan tersebut.

Seringkali pandangan kita diarahkan pada pertumbuhan produksi serta peningkatan pendapatan rata-rata penduduk (perkapita), namun bukan pada persoalan bagaimana supaya kekayaan tersebut didistribusikan dengan adil di pada masyarakat. Padahal, seiring dengan meningkatnya produksi, telah terjadi penumpukan kekayaan di tangan segelintir orang alias pihak kapitalis. Yang kaya makin kaya, yang miskin tetap miskin atau malah makin miskin. Inilah yang disebut kesejahteraan semu dalam sistem kapitalisme.

Sektor politik, ritual demokrasi yang telah menghamburkan uang rakyat juga tak memberikan perubahan yang berarti di tengah-tengah masyarakat, seringkali masyarakat harus melihat tontonan jual beli politik alias politik dagang sapi oleh para elit politik.

Bayangkan, di tahun 2010 kemarin, tidak kurang dari 227 pilkada berlangsung di tingkat provinsi maupun kabupaten dan walikota, bahkan ada pilkada yang harus diulang disebabkan terjadi sengketa. Menurut Kalkulasi KPU, untuk tahun 2010, tidak kurang dari 4,2 trilyun rupiah mengucur buat pilkada. Hitung-hitungan itu berbunyi: 50 sampai 70 milyar buat provinsi dan 7 sampai 10 milyar buat tingkat kabupaten dan walikota. Itu pun hitung-hitungan yang paling minimal. Karena kenyataannya, biaya pilkada membengkak hampir dua kali lipat. (eramuslim.com, 01/02/11)

Sedangkan di bidang sosial dan budaya, Associated Press (AP) beberapa waktu lalu telah menobatkan Indonesia sebagai jawara kedua surganya pornografi setelah Rusia. Dengan munculnya berbagai kasus yang terjadi akhir-akhir ini, seperti halnya kasus peterporn, bisa saja Indonesia menyodok posisi Rusia sebagai pemimpin klasemen pornografi.

Tak kalah memprihatinkan adalah masih banyaknya aliran-aliran sesat yang bersemayam di negeri ini yang tentunya membahayakan akidah umat. Sebagai contoh kasus Ahmadiyah, di mana di negeri-negeri lain telah mengambil tindakan tegas pada Ahmadiyah, namun di sini masih dipelihara.

Begitu pula dengan meningkatnya angka-angka kriminalitas, kasus-kasus pelecehan seksual, HIV Aids, Narkoba dan lain sebagainya yang tentu semakin memperparah keadaan. Maka tidak salah jika negara “gemah ripah loh jinawi” ini sedang mengalami krisis multidimensi. Disebabkan karena salah urus.

AKAR MASALAH

Jika di cermati secara saksama, akar masalah dari semua problematika ini ternyata adalah terletak pada sistemnya. Mengingat Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini sudah enam kali berganti pucuk pimpinan. Rotasi wakil rakyat yang duduk di Senayan pun sudah berulang kali dilakukan. Hasilnya nihil, Indonesia belum mampu bangkit.

Orang-orang yang dulunya terliihat memiliki idealisme, terlepas dari seperti apa idealismenya, ketika mencebur dalam sistem, banyak yang kemudian melepas idealismenya. Sebagai contoh ialah Dipo Alam (Sekkab SBY) yang dulu dikenal sangat loyal mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, bahkan sampai sempat merasakan pahitnya jeruji besi di masa pemerintahan Soeharto karena sikapnya itu, namun akhir-akhir ini malah mengecam media massa yang menurutnya gencar mengkritik pemerintah. Begitu pula element Islam yang dahulu digadang-gadang bakal mengibarkan ideologi Islam, kini sudah mulai mengenyampingkan ideologinya.

Mungkin ada benarnya sebuah ungkapan yang berbunyi: “Sistem yang buruk itu bisa membuat orang jadi bersifat buruk, meskipun sebelumnya bersifat baik. Begitu juga sebaliknya, sistem yang baik bisa membuat orang menjadi bersifat baik, meskipun sebelumnya bersifat buruk. Apalagi yang sebelumnya sudah baik”

Kemudian pertanyaannya, sistem seperti apa yang mampu menyelamatkan Indonesia?. “Guru terbaik adalah pengalaman” Begitu kata orang bijak. Secara faktual Indonesia juga sudah beberapa kali berganti sistem. Kita runut saja, pada masa orde lama corak aturan yang digunakan adalah corak Ideologi sosialisme. Hasilnya tidak memuaskan. Kemudian tampilah era orde baru yang berlanjut ke era reformasi dengan corak kapitalisme. Outputnya seperti yang kita alami sekarang ini. Indonesia masih tertatih-tatih.

ISLAM SEBAGAI SOLUSI

Jadi kalau kita mau jujur, tampaknya satu-satunya sistem yang belum pernah dicoba di negeri ini hanyalah sistem Islam. Merujuk bahwa Ideologi yang ada di dunia ini hanya ada tiga, yakni; Islam, Kapitalisme, dan Sosialisme. Yang lain walaupun mengklaim sebagai Ideologi namun sejatinya bukanlah ideologi karena rumusan-rumusanya pun juga mengambil dari ketiga Ideologi tersebut.

Ketika diterapkan sistem Ekonomi Islam, masalah perampokan kekayaan alam akan teratasi dengan kejelasan distribusi kekayaan yang terperinci, dimana Islam membagi kepemilikan dalam tiga bagian; kepemilikan umum, kepemilikan negara dan kepemilikan individu. (lihat: An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam). Hal ini telah di tegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

”Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal : air, padang rumput dan api.” (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)

Sehingga hal-hal yang masuk dalam kategori kepemilikan umum tidak boleh dimiliki oleh pihak asing maupun swasta, melainkan akan dipergunakan untuk kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan syariah Islam, negara harus menjamin kesejahteraan masyarakat, menjamin kebutuhan pokok tiap individu masyarakat. Syariah Islam juga mewajibkan Khalifah untuk menjamin pendidikan dan kesehatan rakyatnya secara murah bahkan gratis.

Dengan Politik Islam maka hal-hal pemborosan dan kemubaziran itu tidak akan terjadi, sebab dalam pandangan Islam, bahwa politik adalah ”mengatur urusan umat” bukannya ”mengatur urusan pejabat”. Sehingga mekanisme dalam pemilihan pejabat negara maupun Khalifah dapat dilaksanakan dengan sederhana serta biaya yang murah, dengan mutu dan kualitas nomor wahid. Para elit politik harus merujuk pada hukum syara’ dalam mengurusi umat, bukan pada faktor kepentingan.

Para pemimpin umat tidak akan berani menzalimi rakyatnya, mereka sangat takut akan peringatan dari Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw bersabda: “Imam yang diangkat untuk memimpin manusia itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya).” (HR. Imam Al-Bukhari)

“Tidak ada seorang hamba yang diamanatkan oleh Allah untuk mengurusi rakyatnya, kemudian ia meninggal dalam keadaan sedang menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan sorga baginya.” (HR. al-Bukhari).

Dengan syariah Islam maka kehidupan sosial masyarakat akan semakin nyaman, sangat sulit ditemukan hal-hal yang bisa mengganggu keimanan dan keamanan. Pergaulan masyarakat dibangun dengan suasana keislaman dengan penuh semangat persaudaraan. Pihak non muslim, diperlakukan dengan baik tanpa deskriminasi. Sedangkan sistem persanksian Islam adalah merupakan palang pintu terakhir untuk menyelesaikan permasalahan kriminalitas dengan efektif dan efisien.

Plus rumus-rumus Islam lain yang siap menghapus krisis multidimensi ini. Termasuk di dalamnya menuntaskan permasalahan pendidikan, pertanian, militer, dan bidang-bidang lainya. Indonesia akan sejahtera dan selamat jika mau diatur dengan wahyu Ilahi. Bagi mayoritas penduduknya yang beragama Islam, hal ini merupakan tuntutan atas keimanannya. Bila belum diterapkan, Kewajiban kita untuk memperjuangkan. Karena itu, tidak ada pilihan lain, solusi atas salah urus negara adalah dengan menerapkan syariah dan khilafah. Wallahu a’lamu bish-shawab. [voa-islam.com]
Read More..

Selasa, 08 Maret 2011

Rahasia Kecerdasan Anak Multiple Intelligence Islami

Awalnya, model kecerdasan Multiple Intelligence (MI) dipopulerkan oleh Prof. Howard Gardener, seorang ahli riset dari Amerika. Gardener mengusung delapan potensi kecerdasan yang perlu dikembangkan; meliputi potensi kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematik, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan naturalis. Diakui Dr. Halit Hulusi (Senior Educational Psychologist di Birmingham Educational Psychology Service, Inggris), dengan delapan area kecerdasan ini, orangtua memiliki alat atau cara untuk mengembangkan kecerdasan anak-anaknya. Namun demikian, diakuinya pula bahwa dengan pengembangan delapan model kecerdasan tersebut tidak lantas serta merta membuat anak brilian di semua bidang. Dengan begitu, model kecerdasan ini hanya dipergunakan sebagai alat bantu dalam mengoptimalkan semua potensi di setiap area kecerdasannya.

Bagaimana Islam memandang delapan model kecerdasan tersebut? Berikut komparasi teori Prof. Howard Gardener dengan teori pendidikan anak yang dilakukan oleh Rasul.

1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Model kecerdasan ini melibatkan kemampuan berbahasa. Dalam Islam dikenal istilah iqra yang mengarahkan anak tidak hanya bisa baca-tulis bahasa sehari-hari, melainkan juga dididik untuk bisa membaca, mengenal, dan menghafal ayat-ayat Al-Quran.

Anak yang cenderung memiliki kecerdasan linguistik umumnya senang mendengarkan cerita, senang bercerita, senang bermain peran, serta permainan yang berhubungan dengan kata-kata. Maka, kisah-kisah teladan nabi perlu dikenalkan kepada anak sejak dini. Kecerdasan linguistik ini termasuk dalam tiga hal yang diperintahkan Nabi untuk diajarkan kepada anak-anak kita terkait berbagai kecerdasan intelektual. “Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al-Quran.” (H.R. Ath-Thabrani)

2. Kecerdasan Logika-Matematika (Number Smart)
Model kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika, dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Anak diarahkan dengan belajar berhitung. Jari tangan dan kaki bisa menjadi alat untuk melatih anak dalam mengingat pola hitungan.

3. Kecerdasan Visual-Spasial (Picture Smart)
Model kecerdasan yang melibatkan kepekaan mengobservasi dan kemampuan berpikir dalam gambar merupakan cara melatih anak membayangkan bentuk-bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah. Ajak dan biasakan anak selalu dekat dengan kegiatan yang melibatkan gambar dan bentuk seperti bermain puzzle, menggambar, bermain balok, atau memilih sebuah gambar. Bahan referensi gambar bisa diambil dari majalah lama, koran atau bahan lain yang sekiranya tidak membahayakan anak.

4. Kecerdasan Musikal (Music Smart)
Model kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan berpikir atau mencerna suara (langgam, melodi), menggunakan musik sebagai sarana berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musikal, serta menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif.

Dalam Islam, boleh jadi tidak mengenal istilah kecerdasan musikal. Namun begitu, mendengar dan belajar musik menjadi suatu hal yang diperbolehkan, selama hal ini untuk menunjang pendidikan anak dalam mengembangkan potensi kecerdasan dalam dirinya.

Namun begitu, ada baiknya anak sedari kecil sudah dibiasakan mendengarkan orangtuanya membaca Al-Quran. Sebab, selain untuk mengenalkan ayat-ayat suci di telinga dan ingatannya, mendengarkan Al-Quran dapat membangkitkan minat anak untuk mengenali dan merespons aneka suara yang dia dengar sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu model praktis mengembangkan potensi anak di bidang kecerdasan musikal ini.

5. Kecerdasan Gerak Tubuh (Body Smart)
Disebut juga kecerdasan kinestetik, melibatkan kemampuan mengontrol gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Anak-anak dengan kecerdasan gerak tubuh ini bisa diajarkan dalam aktivitas olahraga maupun aktivitas ibadah kepada Allah Swt.

Untuk itulah Rasul senantiasa menekankan agar orangtua mengajarkan berkuda, berenang, dan memanah kepada putra-putrinya. Di samping untuk melatih kekuatan fisik, ketiga kegiatan tersebut dapat melatih daya konsentrasi pada anak. Anak juga dapat dikenalkan gerakan-gerakan shalat dan menjelaskan setiap maksud dan tujuan gerakan dalam shalat sehingga anak bisa mengenal dan memahami tujuan ibadah shalat sejak dini. Di samping itu, anak diberikan pemahaman bahwa gerakan shalat bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti mengerjakan shalat, membuat pikiran tenang, dan lain sebagainya.

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, serta melihat perbedaan orang lain dari segi suasana hati, temperamen, dan motivasi. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol, cenderung lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial serta sangat sensitif terhadap perasaan orang lain. Selain itu, dia juga berpeluang menjadi pemimpin di kelompoknya.

Pada dasarnya, begitu banyak pola pendidikan yang diterapkan Rasul mengenai kecerdasan interpersonal ini. Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘Kemarilah! (nanti kuberi)’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong.” (H.R. Ahmad dari Abu Hurairah). Ini adalah bentuk perintah mengasah kecerdasan interpersonal. Ya, kejujuran adalah elemen yang penting dalam membina komunikasi dengan orang lain. Dan itu hanyalah satu dari sekian etika berhubungan dengan orang lain yang diajarkan Rasulullah Saw. yang tidak mungkin dijabarkan satu per satu dalam tulisan ini.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi, dan memahami situasi, seperti apa yang sebaiknya dihindari. Dalam Islam pun, model ini amat sangat ditekankan. Model ini masuk kategori pembinaan akidah dan tauhid. Anak diarahkan untuk memiliki keyakinan dan keimanan terhadap Penciptanya.

Selain itu, model kecerdasan interpersonal ini berkaitan dengan pembinaan akhlak. Beberapa ciri anak dengan kecerdasan intrapersonal adalah ia senantiasa menampilkan rasa percaya diri dan berperilaku baik.

8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Model kecerdasan ini untuk mengoptimalkan kemampuan anak merasakan bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam yang diciptakan sang Khalik. Tadabur alam adalah salah satu bentuk rekreasi dalam Islam yang bertujuan untuk melatih jiwa syukur atas ciptaan-Nya yang pada gilirannya akan dapat mempertebal keimanan anak.
Jadi pada dasarnya, mengajarkan akidah, tauhid, dan akhlak dalam Islam dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan delapan kecerdasan yang dicetuskan Prof. Howard Gardener adalah kewajiban setiap orangtua untuk mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi tantangan di zamannya. Dan sudah selayaknya orangtua takut apabila wafat dengan meninggalkan generasi yang lemah akidah dan akhlaknya sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam ayat berikut.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (Q.S. An-Nisaa’ [4]: 9). [Ahmad]

http://majalahpercikaniman.blogspot.com
Read More..

Membangun Tim Kerja yang Kompak

Tim kerja adalah aset yang tak terkira nilainya bagi sebuah perusahaan. Sebab, di tangan kelompok yang terdiri dari beberapa orang inilah nasib perusahaan ditentukan. Jika tim bekerja efektif, perusahaan tumbuh dengan baik seperti yang diharapkan. Bila tidak, maka sebaliknya.

Tugas seorang pemimpin adalah membina mereka agar dapat menampilkan produktivitas yang maksimal dengan memberinya pedoman, arahan, motivasi, dan ispirasi agar apapun tugas yang Anda delegasikan dapat dilaksanakan dengan baik

Tapi, tentu saja, karena tim terdiri dari beberapa orang, membinanya bukanlah hal yang mudah. Ini triknya agar membangun tim kerja yang kompak:

Bentuk identitas bersama
Setiap tim yang kuat membutuhkan identitas solid yang disepakati bersama. Identitas tersebut bisa sekadar nama, logo, warna, yel-yel, mars, pin, maskot, dan lain sebagainya. Agar identitas tersebut dapat menambah kekompakan tim sebaiknya setiap anggota tim merasa terlibat dan memunculkan rasa memiliki.

Identitas dibutuhkan karena hal ini adalah perangkat dasar untuk pembentukan jati diri bukan saja pribadi melainkan juga terhadap kelompok.

Perkuat misi dan tujuan
Setelah sebuah identitas terbentuk langkah berikutnya adalah memperkokoh pondasi dengan mengilhami seluruh anggota tim dengan alasan keberadaan tim tersebut atau bahasa umumnya misi.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan bersama. Dengan begitu setiap anggota tim yang terlibat tahu arah tujuan sehingga membangkitkan insiatif untuk berkontribusi demi tercapainya tujuan bersama tadi.

Pemimpin yang menjadi teladan
Sebuah tim akan rapuh tanpa kepemimpinan yang kuat dan efektif. Pemimpin seperti ini jangan digambarkan sebagai pemimpin yang tegas, disiplin dan otoriter. Pemimpin yang kuat dan efektif di era knowledge workers saat ini adalah pemimpin yang menjadi teladan, dan pemimpin yang memberi contoh. Bukan pemimpin yang sekadar memberi perintah dan mengawasi dari balik dinding ruang kerjanya saja.

Lewat keteladanan dari pemimpin model ini daya juang tim akan terus di posisi prima guna memperjuangkan tujuan bersama

Sumber www.thecoreaction.com
Read More..

Senin, 07 Maret 2011

Tips Agar Anak Mudah Berkonsentrasi

Berkonsentrasi bagi sebagian anak adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Terutama ketika mereka berada di rumah dan harus menyelesaikan tugas serta pekerjaan rumah.

Suara televisi atau bunyi ponsel bisa dengan mudah merusak konsentrasi. Sebagai orangtua, sebaiknya jangan langsung memarahi jika anak mengalami kesulitan dalam hal konsentrasi. Coba bantu buah hati dengan lima cara berikut

1. Batasi penggunaan teknologi
Ponsel, televisi, internet adalah teknologi yang sangat mudah memecah konsentrasi anak. Sebaiknya batasi akses mereka dengan teknologi ketika datang waktu belajar atau saat mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini sangat efektif untuk membantu buah hati tetap berkonsentrasi untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya.

2. Buat suasana nyaman
Meja berantakan atau lampu kurang terang bisa membuat anak menjadi tidak nyaman dan sulit fokus. Untuk itu ajarkan buah hati untuk membenahi meja belajarnya, sebelum belajar atau mengerjakan tugas.

3. Ciptakan ketenangan
Sulit untuk anak-anak fokus jika suasana rumah sangat berisik. Jadi saat mereka belajar, sebaiknya Anda juga menciptakan suasana tenang dalam rumah. Pelankan suara saat berbicara, kalau perlu kondisikan ponsel dalam silent mode.

4. Atur jadwal
Anak-anak, seperti orang dewasa, tidak akan mampu untuk tetap fokus selama berjam-jam. Bantu mereka dengan membuatkannya jadwal sehingga mereka bisa fokus selama 40-50 menit dan kemudian istirahat. Ketika mereka beristirahat, cobalah ajak berbicara hangat sambil menikmati camilan sehat. Cara ini sangat efektif untuk membuat mereka kembali fokus setelah beristirahat.

5. Ajarkan untuk membuat target yang realistis
Sangat penting mengajarkan anak menentukan target. Mintalah mereka membuat target yang realistis. Target yang terlalu tinggi malah bisa membuat mereka sulit fokus. Menuntut kesempurnaan hanya akan jadi beban bagi anak-anak. Sebaiknya, bantu buah hati untuk melihat bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. (pet)
Read More..

Peringatan Bagi yang Suka Meninggalkan Shalat

Alhamdulillah, sehala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kelaurga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya shalat merupakan perkara yang besar. Karena ia merupakan tiang Islam dan rukunnya yang paling utama sesudah dua kalimat syahahadat. Maka siapa yang menjaganya, ia telah memelihara diennya. Dan siapa yang meremehkan dan meninggalkan shalat, ia terhadap syariat Islam yang lain pasti lebih meremehkan.

Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk menunaikan shalat dan menjaganya.

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45) Dan ayat-ayat yang membacarakan tentang shalat, mengagungkannya, dan menyuruh melaksanakannya sangat banyak sekali.

Telah diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Pokok segala urusan ialah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya jihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, beliau menilai sebagai hadits Hasan shahih)

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian (yang membedakan) antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya maka ia telah menjadi kafir.” (HR. Ahmad dan Ahlussunan)

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

“Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim dari Jabir)

Maknanya, yang menghalanginya dari menjadi kafir adalah selama dia tidak meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkannya, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)

Dan hadits-hadits tentang masalah ini sangat banyak yang semuanya menunjukkan kufurnya orang yang meninggalkan shalat walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Ini merupakan pendapat yang shahih (benar) dalam masalah ini, berdasarkan dalil yang menunjukkannya.

Adapun jika menentang wajibnya shalat, maka ia dikafirkan berdasarkan ijma’ para ulama walaupun ia tetap shalat. Sebabnya, karena ia mendustakan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Dan siapa yang meninggalkannya, maka tidak sah puasa dan hajinya serta ibadah-ibadahnya yang selain itu. Karena kufur akbar menghapuskan semua amal shalih sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (QS. Al-Maidah: 5)

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88) dan ayat-ayat semakna dengan ini cukup banyak.

Maka perkara yang wajib bagi seorang muslim dan muslimah, menjaga shalat lima kali sehari semalam sesuai dengan waktunya, saling berpesan dengan hal itu, dan memperingatkan orang yang meninggalkan dan meremehkannya, atau yang hanya meninggalkan sebagiannya.

Bagi laki-laki, ia wajib menjaga pelaksanaannya dengan berjamaah di rumah-rumah Allah 'Azza wa Jalla (masjid) bersama saudara-saudaranya (kaum muslimin) yang lain. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

“Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada udzur.” Dikatakan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, “Apa yang dimaksud udzur?” Beliau menjawab, “Takut dan sakit.”

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak punya seorang yang menuntunku ke masjid. Apakah saya punya rukhshah (keringanan) untuk shalat di rumahku? Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat?” Ia menjawab, “Ya” Beliau bersabda, “Kalau begitu, penuhilah panggilan tersebut.” (HR. Muslim, Nasai, dan lainnya)

Hadits yang agung ini menunjukkan agungnya urusan shalat berjama’ah bagi kaum Adam, kewajiban menjaganya dan tidak meremehkannya. Sedangkan kebanyakan orang meremehkan shalat Fajar (Shubuh), ini merupakan dosa dan kejahatan besar serta menyerupai orang-orang munafik. Maka wajib menjauhi perilaku-perilaku tersebut, lalu bersegera mendirikan shalat pada waktunya dengan berjama’ah bagi laki-laki sebagaimana shalat-shalat lainnya.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. Al-Nisa’: 142)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat fajar. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada di dalamnya (pahalanya), pasti mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak.” (Bukhari dan Ahlussunan, dan ini merupakan hadits yang disepakati keshahihannya)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash radhiyallahu 'anhuma, berkata: Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membicarakan shalat tengah-tengah sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaganya, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan punya cahaya, petunjuk, dan tidak selamat. Dan kelak pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, al-Daarimi, dan al-baihaqi dalam Syu’ab al-Iman. Dishaihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykah al-Mashabih, no. 578) ini merupakan ancaman keras bagi siapa yang tidak menjaga shalat.

Sebagian ulama berkata mengenai syarah hadits ini: Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Haman, Qarun, dan Ubai bin Khalaf; jika dia meninggalkan shalat karena faktor kepemimpinan, kekuasaan, dan keamiran, ia menyerupai Fir’aun yang melampaui batas dan berlaku zalim disebabkan kedudukannya, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Jika dia meninggalkan shalat karena tugas dan pelayanan maka dia seperti Haman, seorang menteri Fir’aun yang melampaui batas dan berbuat zalim dikarenakan kekuasaan, maka ia akan digiring ke neraka bersamanya pada hari kiamat. Sedangkan kedudukannya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari neraka.

Jika ia meninggalkannya disebabkan harta dan hawa nafsunya, ia menyerupai Qarun, pedagang kaya Bani Israil yang telah Allah kabarkan, “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka,” (QS. Al-Qashash: 76).

Qarun sibuk dengan harta dan syahwatnya, durhaka kepada Musa dan berlaku sombong terhadap pengikutnya, lalu Allah benamkanlah ia beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka ia tenggelam ke dalam bumi sampai hari kiamat sebagai balasan yang disegerakan, disamping tetap mendapatkan siksa neraka pada hari kiamat.

Keempat, orang yang meninggalkan shalat karena sibuk dengan perdagangan dan jual-beli, menagih dan menghutangi, ia sibuk dengan kegiatan mu’amalah dan melihat catatan, apa yang masih ada pada fulan? apa yang masih ada pada fulan? Sehingga dia meninggalkan shalat, maka ia menyerupai Ubay bin Khalaf, seorang pedagang besar dari Makkah dalam kekufuran, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Dan Ubai bin Khalaf telah terbunuh pada perang Uhud sebagai orang kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri yang membunuhnya dengan tangannya yang mulia. Ancaman ini menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat, -tanpa diragukan lagi- walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Selanjutnya kami memohon keselamatan kepada Allah untuk diri kami dan seluruh kaum muslimin dari menyerupai musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala. [PurWD/voa-islam.com]

Sumber: Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, Jilid X, disadur dan diterjemahkan oleh Badrul Tamam dari Situs Resmi Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz: www.binbaz.org.sa.
Read More..

Selasa, 01 Maret 2011

Walau Pahit, Ternyata Pare Sangat Berguna Untuk Kesehatan

Sepertinya sebagian besar orang tak menyukai sayur ini. Namun itu memang tak mengherankan sebab diakui rasa buah pare tidak sesegar sayur lain. Meski pahit, sayur ini sebenarnya sangat baik untuk kesehatan.

Apa saja manfaat kesehatan pare? Berikut beberapa di antaranya

1. Rasa pahit pada pare mengandung senyawa insulin yaitu hipoglikemik yang sangat efektif dalam menjaga kadar gula darah. Senyawa ini juga dikenal mampu meningkatkan intoleransi glukosa pada penderita diabetes mellitus.
2. Dua sendok makan jus pare dicampur dengan bawang dan air jeruk nipis bermanfaat dalam mengobati kolera.
3. Pare jumlah beta karoten yang banyak sehingga bisa menjaga dan meningkatkan kemampuan penglihatan seseorang.
4. Zat pahit pare juga bisa meningkatkan sistem imunitas
5. Mengonsumsi pare secara rutin bisa mencegah penyakit kulit seperti psoriasis dan infeksi jamur seperti kurap.
6. Jus pare juga baik untuk proses detoksifikasi.

(sydh/MI)
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...